Komunitas Pabiya Mulolo Gorontalo Lestarikan Budaya Ketuk Sahur di Bumi Hulondalo Lipu’u

Komunitas Pabiya Mulolo Gorontalo Lestarikan Budaya Ketuk Sahur di Bumi Hulondalo Lipu’u
Dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pembina, Fikram Salilama, pada Minggu dini hari (30/03/2025), Para anggota komunitas berjalan kaki sambil memukul kentongan bambu untuk membangunkan warga guna bersantap sahur. Rute yang ditempuh dalam kegiatan ini dimulai dari Jembatan Siendeng dan berakhir di depan Pertamina Gorontalo.
banner 468x60

GONETNEWS.COM, Kota Gorontalo – Komunitas Pabiya Mulolo, yang beranggotakan warga asli Pabean, turut serta dalam melestarikan budaya Gorontalo dengan menggelar tradisi Kokoo Suhuru (Ketuk Sahur) di Bumi Hulondalo Lipu’u.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pembina, Fikram Salilama, pada Minggu dini hari (30/03/2025). Para anggota komunitas berjalan kaki sambil memukul kentongan bambu untuk membangunkan warga guna bersantap sahur. Rute yang ditempuh dalam kegiatan ini dimulai dari Jembatan Siendeng dan berakhir di depan Pertamina Gorontalo.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Dalam kesempatan tersebut, Fikram Salilama menyampaikan bahwa pada pelaksanaan Ketuk Sahur terakhir di Ramadan 1446 Hijriah ini, masyarakat Kelurahan Tenda juga turut bergabung bersama Komunitas Pabiya Mulolo.

“Pabiya Mulolo ini dibentuk pada bulan Ramadan dan telah kami kukuhkan kepengurusannya. Ketua komunitas adalah Bapak Irwan Hamzah, dengan Sekretaris Ibu Maya, serta Bendahara Ibu Dokter Ina. Saat ini, jajaran pengurus komunitas Pabiya Mulolo telah mencapai sekitar 120 orang,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kegiatan perdana komunitas ini adalah Ketuk Sahur terakhir Ramadan. Ke depan, komunitas ini akan berperan dalam berbagai aspek sosial, termasuk membantu masyarakat Pabean yang mengalami kesulitan, seperti sakit atau tertimpa musibah.

“Kami membentuk komunitas ini untuk membantu masyarakat yang ada di Pabean, termasuk wilayah Kelurahan Tenda. Nama ‘Pabiya Mulolo’ sendiri berarti Pabean tempo dulu. Kami menggunakan bahasa Gorontalo agar nuansa tradisionalnya lebih terasa. Keanggotaan komunitas ini minimal berusia 60 tahun, tetapi kami tetap mengakomodasi generasi berikutnya untuk menjaga kesinambungan komunitas ini,” jelasnya.

Fikram juga menegaskan bahwa Komunitas Pabiya Mulolo tidak hanya bergerak dalam kegiatan masyarakat, tetapi juga akan aktif dalam bidang sosial, pembangunan, serta mendukung program pemerintah di tingkat kelurahan dan kecamatan.

“Dalam suasana Ramadan dan Lebaran Idul Fitri, Kami berharap seluruh masyarakat, khususnya di Kelurahan Tenda, dapat bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Mari kita jaga tradisi serta budaya kita agar tetap lestari di masa mendatang,” pungkasnya. (GN-01)

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *